|
Jakarta - Ekonomi global masih dibayangi resesi tahun ini. Bahkan sudah ada beberapa negara yang sudah terjun ke jurang resesi.
Namun Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja meyakini bahwa Indonesia akan terlepas dari ancaman resesi.
"Resesi? Kalau saya yakin dan haqqul yakin Indonesia tidak masuk resesi seperti yang ditakutkan. Tapi ada banyak negara yang masuk resesi. Kok Indonesia tidak? Ya ojo dibandingke," kata dia dalam konferensi pers, Kamis (26/1/2023).
Dia menyebutkan ada beberapa yang bisa membuat Indonesia selamat dari jurang resesi. Misalnya dari kinerja ekspor CPO atau tambang yang membutuhkan tenaga kerja.
Nah hal ini bisa menambah daya beli masyarakat secara menyeluruh. Uang yang didapatkan akan diteruskan kepada keluarga para pekerja.
Selain itu dalam pekerjaan di tersebut pasti ada transportasi, alat berat dan pengangkutan sampai ke pelabuhan. Nah ini akan memberikan multiplier effect yang luar biasa.
"Ini sangat positif dan menambah keyakinan, daya beli ke depan akan meningkat. Apalagi UMR tahun ini boleh naik sampai 10% dan disesuaikan. Ini sangat positif," ujarnya.
Sebelumnya Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan peluang terjadinya resesi di Indonesia rendah.
"Tantangan terbesar 2023 situasinya sungguh tak menentu. Peluang terjadinya resesi 2023 itu meningkat, tapi peluang resesi di Indonesia itu rendah," kata Sunarso.
"Berdasarkan analisis dari Bloomberg, peluang terjadinya resesi di Indonesia hanya 3%, artinya rendah," lanjutnya.
Menurutnya, terdapat beberapa tantangan yang dapat menyebabkan terjadinya resesi, yaitu tekanan inflasi, kenaikan bunga acuan bank sentral di beberapa negara, tensi geopolitik global, disrupsi rantai pasok, serta kebijakan pengetatan likuiditas yang merupakan respons terhadap tantangan tingginya inflasi.
"Inilah yang kemudian terakumulasi kemudian membentuk terjadinya resesi di berbagai negara," tuturnya.
SELENGKAPNYA: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6536335/banyak-negara-resesi-tapi-ri-nggak-bos-bca-ojo-dibandingke.
